Kamis, 12 Desember 2013

SUPERVISI_PMP



.      Pengertian  Supervisi
Kata supervisi berasal dari bahasa inggris supervision yang terdiri atas dua kata, yaitu super dan vision. Yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara keseluruhan orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Untuk tercapainya sebuah aktifitas itu tergantung kepada beberapa orang, diperlukan adanya koordinasi di dalam segala gerak langkah. Pimpinan sekolah harus berusaha mengetahui keseluruhan situasi di sekolahnya dalam segala bidang.
Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey:
“Supervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran”.
Menurut Boardman:
Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir, dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara individuil maupun secara kolektif, agar lebih mengerti, dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, sehingga dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.
Menurut Prof. Dr. Bahruddin Harapan (Supervisi Pendidikan, 1983), menyatakan:
“Supervisi adalah kegiatan yang dijalankan terhadap orang yang menimbulkan atau potensial menimbulkan komunikasi dua arah”.

B.      Tujuan Supervisi:
Mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Jadi pengawasan bertujuan untuk mengadakan evaluasi, yaitu untuk pengukuran kemajuan sekolah.
Perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total, ini berarti tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human relation yang baik kepada semua pihak yang terkait.


C.       Prinsip-Prinsip Supervisi
Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisi dalam melaksanakan supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip supervisi sebagai berikut:
1)      Ilmiah, yang mencakup unsur-unsur:
a)      Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, terencana dan
kontinyu.
b)      Obyektif artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata,  
bukan tafsiran pribadi.
c)      Menggunakan alat yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik
untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar-mengajar.
2)      Demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan, sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Menjunjung tinggi asas musyawarah. Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain
3)      Kooperatif
Seluruh staf sekolah dapat bekerja bersama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik
4)      Konstruktif dan kreatif
Membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana di mana tiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya.
5)      Praktis, artinya dapat dikerjakan, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
6)      Fungsional
Supervisi dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan manajemen pendidikan dan peningkatan proses belajar mengajar.
7)      Relevansi, artinya pelaksanaan supervisi seharusnya sesuai dan menunjang
pelaksanaan yang berlaku. Apabila prinsip-prinsip tersebut diatas dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh Kepala Sekolah, maka dapat di harapkan
setiap sekolah akan berangsur-angsur maju dan berkembang sebagai alat
yang benar-benar memenuhi syarat untuk mencapai tujuan pendidikan.

D.      Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Untuk mengidentifikasikan kebutuhan guru, kemudian untuk meningkatkan kemampuannya dan selanjutnya membimbing guru supaya ia benar-benar berusaha menerapkan kemampuannya untuk meningkatkan situasi belajar-mengajar dengan murid-muridnya, diperlukan kegiatan-kegiatan tertentu, cara-cara tertentu yang khusus dan terarah, agar masing-masing tujuan tercapai sebaik-baiknya. Berikut ini fungsi-fungsi supervisi sebagai berikut:
1.)    Mengkordinir semua usaha sekolah
2.)    Memperlengkap kepemimpinan sekolah
3.)    Memperluas pengalaman guru-guru
4.)    Menstimulasi usaha-usaha sekolah yang kreatif
5.)    Memberikan fasilitas dan penilaian terus-menerus
6.)    Menganalisis situasi belajar-mengajar
7.)   Memperlengkapi setiap anggota staf dengan pengetahuan yang baru dan
  keterampilan-keterampilan baru pula
8.)   Memadukan dan menyelaraskan tujuan-tujuan pendidikan dan membentuk
kemampuan-kemampuan




MONITORING_PMP

 

 

    A. PENGERTIAN MONITORING
Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input atau masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan.
Adapun pengertian monitoring menurut para ahli :
1.   Cassely dan Kumar 1987
Monitoring merupakan program yang terintegrasi, bagian penting dipraktek manajemen yang baik dan arena itu merupakan bagian integral di manajemen sehari-hari.
2.   Calyton dan Petry 1983
Monitoring sebagai suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen program/proyek.
3.   Oxfam 1995
Monitoring adalah mekanisme yang sudah menyatu untuk memeriksa yang sudah untuk memeriksan bahwa semua berjalan untuk direncanakan dan memberi kesempatan agar penyesuaian dapat dilakukan secara metodologis.
4.   SCF 1995
Monitoring adalah penilaian yang skematis dan terus menerus terhadap kemauan suatu pekerjaan.
5.   (WHO )
Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi.
6.   Monitoring menurut Webster’s New Collegiate Dictionary (1981) adalah: “a device for observing or giving admonition or warning”. Sementara itu menurut Webstern’s New World Dictionary, maka pengertian “monitoring adalah something that reminds or warns’ or any of various devices for checking or regular the performance”.
  B. Perbedaan dan Persamaan Monitoring dan Evaluasi

Monitoring selain berkaitan dengan supervisi, juga mempunyai hubungan erat dengan evaluasi program. UNESCO (1982) mengidentifikasi lima kaitan dan perbedaan antara monitoring dan evaluasi.
Pertama, fokus monitoring adalah pada program yang sedang dilaksanakan. Bukan pada konteks kegiatan yang harus dilakukan oleh pelaksana program. Sedangkan evaluasi sering dilakukan sejak perencanaan program.
Kedua, monitoring menitikberatkan pada aspek kuantitatif dalam pelaksanaan program yang dapat menjadi bahan untuk kegiatan evaluasi. Evaluasi dapat melengkapi hasil monitoring dengan data tambahan yang diperlukan sesuai dengan tujuan evaluasi  yang mengarah pada aspek kualitatif. Monitoring berhubungan dengan dimensi kuantitatif tentang efektivitas program seperti banyaknya output program, sedangakn evaluasi lebih berkaitan dengan dimensi kualitatif tentang efektivitas program seperti sejauhmana output sesuai dengan norma atau standar yang telah ditentukan.
Ketiga, monitoring mencakup usaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendukung program, seperti faktor logistik, yang dapat membantu atau mempengaruhi penampilan program, sedangkan evaluasi mengarah pada upata menyiapkan bahan masukan untuk pengambilan keputusan tentang ketepatan perbaikan peluasan atau pengembangan program.
Keempat, kontribusi yang dapat dimanfaatkan dengan segera dari hasil monitoring adalah untuk kepentingan pengelolaan program, sedangkan kontribusi evaluasi lebih terkait dengan pengambilan keputusan tentang penyusunan rancangan dan isi program.
Kelima, monitoring dan evaluasi merupakan proses yang saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Walaupun tekannya berbeda, keduanya mempunyai arah yang sama yaitu untuk meningkatkan efektivitas program.

C. TUJUAN MONITORING
Secara umum Monitoring bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program proses pembelajran yang sedang berjalan, dengan mengetahui kebutuhan ini pelaksanaan program akan segera mempersiapkan kebutuhan dalam pembelajaran tersebut. Kebutuhan bisa berupa biaya, waktu, personel, dan alat. Pelaksanaan program akan mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan, berapa lama waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut.
Dengan demikian akan diketahui pula berapa jumlah tenaga yang dibutuhkan, serta alat apa yang harus disediakan untuk melaksanakan program tersebut.  Secara lebih terperinci monitoring bertujuan untuk :
1.   Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan bagi peserta ada proses pembelajaran.
2.  Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program pembelajaran bagi peserta didik.
3.  Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan proses pembelajaran pendidika setelah adanya kegiatan pembelajaran.
4.  Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan kegiatan proses pembelajaran.
5.  Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan selama kegiatan proses pembelajaran.
6.  Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program pembelajran yang lebih baik lagi .
7.  Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai terhadap proses pembelajaran yang telah di lakukan.


  D.  Jenis Monitoring dan Evaluasi
Ada dua jenis monitoring dan evaluasi sekolah :
Monitoring dan evaluasi internal adalah monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh sekolah sendiri. Pada umumnya, pelaksana monitoring dan evaluasi internal adalah warga sekolah sendiri yaitu kepala sekolah, guru, siswa, orangtua siswa, guru bimbingan dan penyuluhan, dan warga sekolah lainnya. Tujuan utama monitoring dan evaluasi internal sekolah adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan dirinya sendiri (sekolah) sehubungan dengan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
Monitoring dan evaluasi eksternal adalah monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh pihak eksternal sekolah (external institution), misalnya Dinas Pendidikan, Pengawas, dan Perguruan tinggi, atau gabungan dari ketiganya. Hasil monitoring dan evaluasi eksternal dapat digunakan untuk: rewards system terhadap individu sekolah, meningkatkan iklim kompetisi antar sekolah, kepentingan akuntabilitas publik, memperbaiki sistem yang ada secara keseluruhan, dan membantu sekolah dalam mengembangkan dirinya.

E. Langkah-Langkah Monitoring
Langkah-langkah pokok untuk melakukan monitoring adalah sebagai berikut:
a) menyusun rancangan monitoring, seperti untuk menghimpun data atau informasi tentang pelaksanaan program yang hasilnya akan dibagikan dan diserahkan kepada pengelola untuk memperbaiki pelaksanaan program.
b) sasaran atau aspek-aspek yang akan dimonitor.
c) faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program.
d) pendekatan metode, teknik dan instrumen monitoring.
e) waktu dan jadwal kegiatan monitoring.
f) biaya monitoring.
Rancangan ini didiskusikan dengan pengelola dan penyelenggara program untuk memperoleh masukan bagi penyempurnaannya. Hasil penyempurnaan ini dapat disebut program monitoring. Kedua, melaksanakan kegiatan monoitoring dengan menggunakan pendekatan metode, teknik dan isntumen yangtela ditetapkan dalam langkah pertama. Ketiga, menyusun dan menyerahkan laporan monitoring kepada pihak pengelola atau penyelenggara program untuk digunakan bagi perbaikan atau pengembangan program.





Rabu, 11 Desember 2013

EVALUASI _ PMP


  

A. Pengertian Evaluasi menurut Para Ahli

MEHRENS & LELMAN, 1978
Evaluasi adalah suatu proses dalam merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif - alternatif keputusan

GRONLUND, 1975
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan tujuan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan - tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa

ENDANG SRI ASTUTI & RESMININGSIH
Evaluasi merupakan pemikiran kritis terhadap keberhasilan dan kekurangan dalam sebuah program pengembangan diri yang telah dilakukan seseorang

Hj. SAMINEM, SKM
Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur pelaksanaan dan berdasarkan pada tujuan dan criteria.

B. Pengertian Evaluasi Pendidikan dan Pengajaran

Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

C. Fungsi Evaluasi Pendidikan
Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi, yaitu ;
  1. Memberikan Laporan
Dengan melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan disajikan laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Laporan mengenai hal ini biasanya tertuang dalam bentuk Buku Laporan Kemajuan Belajar Siswa (Rapor).
2.  Memberikan Bahan-bahan Keterangan (Data)
Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data yang lengkap dan akurat. Dalam hubungan ini, nilai-nilai hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, adalah merupakan data yang sangat penting untuk keperluan pengambilan keputusan pendidikan dan lembaga pendidikan. Apakah peserta didik dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus, naik kelas atau tidak, dan sebagainya
3. Memberikan Gambaran
Gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran tercermin  antara lain dari hasil-hasil belajar para peserta didik setelah dilakukannya evaluasi hasil belajar. Dari kegiatan evaluasi hasil belajar yang telah dilakukan untuk berbagai jenis mata-mata pelajaran tertentu (misalnya Matematika dan IPA) pada umumnya kemampuan siswa sangat memprihatinkan. Gambaran tentang kualitas hasil belajar peserta didik juga dapat diperoleh berdasar data yang berupa Nilai Ujian Nasional (NUN), Nilai Ulangan Umum dan lain-lain.
D. Tujuan Evaluasi Pendidikan
1. Tujuan Umum
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu :
  1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterengan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan umum dari evaluasi dalam pendidkan adalah untuk memperoleh data pembuktian , yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh pembelajaran dalam jangka waktu yang ditentukan.
  2. untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah di[ergunakan dalam prosese pembelajarn dalam jangka waktu tertentu. Jadi tujuan umu yang kedua dari evaluasi pendidikan adalah untuk mengukur dan menilai sampai dimanakah efektivitas mengajar dan metode-metode mengajara yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik serta kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta didik.
2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam pendidikan adalah:
  1. untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
  2. untuk mencari dan menemukan faktror-faktor penyebab keberhasihan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan. Sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.


E. Kegunaan Evaluasi Pendidikan
Diantara kegunaan yang dapat dipetik dalam bidang pendidikan adalah:
  1. terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh evaluasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan.
  2. terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program pendidikan yang telah dirumuskan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
  3. terbukanya kemungkinan untuk dalap dilakukannya usaha perbaikan, penyesuaian dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil guna sehingga tujuan yang dicita-citakan akan dapat dicapai dengan hasil yang sebaik-baiknya.
F.  Proses Evaluasi Pendidikan
Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input, proses dan out put. Apabila proAsesdur yang dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur tersebut maka dikhawatirkan hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu menggambarkan gambaran yang sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan secara umum adalah sebagai berikut :
  1. perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan    evaluasi, teknikapa yang hendak dipakai, siapa yang hendak dievaluasi, kapan, dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa saja yang hendak digali, dsb)
  2. pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan tujuan).
  3. verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb).
  4. pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif, apakah hendak di olah dengan statistikatau non statistik, apakah dengan parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual atau dengan software (misal : SAS, SPSS )
  5. penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima mengapa? Berapa taraf signifikannya?) interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan dengan tujuan evaluasi sehingga akan tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.

G. Kegunaan Evaluasi Program Pembelajaran
Sekurang-kurangnya ada empat kegunaan utama evaluasi program pembelajaran, yaitu :
1. Mengomunikasikan program kepada publik
Tidak jarang publik termasuk orang tua siswa mendapat laporan bersifat garis besar dari media massa tentang efektivitas program sekolah termasuk program pembelajaran. Laporan demikian biasanya hanya menyajikan angka-angka statistik tanpa disertai penjelasan secara detail tentang makna dan hal-hal yang tekait. Ada pula sebagian orang tua menerima laporan tentang program pembelajaran dari siswanya. Informasi demikian bagaimanapun kurang lengkap. Padahal laporan atau informasi demikian dapat saja membentuk opini sistem pembelajaran atau bahkan kinerja guru. Oleh karena itu mengkomunikasikan hasil evaluasi program pembelajaran yang lengkap akan memiliki keuntungan dan kebaikan bagi guru dan sekolah. Bagaimanapun orang tua maupun masyarakat luas lainnya memiliki kepentingan terhadap pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu sekolah memiliki kewajiban untuk mengomunikasikan efektivitas program pembelajarannya kepada orang tua maupun publik lainnya melalui hasil-hasil evaluasi yag dilaksanakan, dengan demikian publik dapat menilai tentang efektivitas program pembelajaran dan memberikan dukungan yang diperlukan.
2. Menyediakan informasi bagi pembuat keputusan
Informasi yang dihasilkan dari evaluasi program pembelajaran akan berguna bagi setiap tahapan dari manajemen sekolah mulai sejak perencanaan, pelaksanaan ataupun ketika akan mengulangi dan melanjutkan program pembelajaran. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar bagi pembuatan keputusan, sehigga keputusan tersebut lebih valid dibandingkan keputusan yang hanya berdasarkan intuisi saja. Pembuat keputusan biasanya memerlukan informasi yang akurat agar dapat memutuskan sesuatu secara tepat. Informasi yang akurat tersebut antara lain dapat diperoleh dari kegiatan evaluasi yang dilaksanakan secara sistematis. Penyediaan informasi hasil evaluasi bagi pembuatan keputusan tersebut tidak terbatas pada keputusan oleh kepala sekolah tetapi juga oleh guru. Misalnya guru membuat keputusan tingkat kelas, sedangkan kepala sekolah membuat keputusan untuk tingkat sekolah. Masing-masing pembuat keputusan memerlukan informasi dari hasil evaluasi,karenanya hal ini harus diperhatikan ketika rencana evaluasi dikembangkan.
3. Penyempurnaan program yang ada
Evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik dapat membantu upaya-upaya dalam rangka menyepurnakan jalannya program pembelajaran sehingga lebih efektif. Dengan instrumen yang ada, hasil yang dicapai dapat diukur dan didiagnosis. Berbagai kelemahan dan kendala yang mungkin timbul dapat ditemukan dan dikenali, kemudian dianalisis serta ditentukan alternatif pemecahannya yang paling tepat. Komponen-komponen dalam sistem pembelajaran yang memiliki kekurangan dan kelemahan dapat dipelajari dan dicari solusinya. Berdasarkan hasil evaluasi akan dapat diperoleh informasi tentang dampak dari berbagai aspek program terhadap siswa, dan berhasil juga teridentifikasi berbagai faktor yang perlu diperhatikan atau perlu penyempurnaan, misalnya kinerja guru, fasilitas pembelajaran, strategi pembelajaran yang digunakan, dan sebagainya. Singkatnya evaluasi program pembelajaran dapat berfungsi sebagai koreksi terhadap kesalahan maupun kekurangan program pembelajaran.
4. Meningkatkan partisipasi

Dengan adanya informasi hasil evaluasi program pembelajaran, maka orang tua atau masyarakat akan terpanggil untuk berpartisipasidan ikut mendukung upaya-upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Hasil evaluasi progam pembelajaran yang dimasyarakatkan akan menggugah kepedulian masyarakat terhadap program pembelajaran, menarik perhatiannya, dan akhirnya akan menumbuhkan rasa ikut memiliki (self of belonging). Apabila hal ini terbina dengan baik, maka akan tercipta suatu control yang ikut memacu dan mengawasi kualitas pembelajaran. Selain itu, evaluasi juga merupakan upaya meningkatkan motivasi guru untuk meningkatkan kinerjanya. Informasi hasil evaluasi akan memberikan konfirmasi tentang komponen-komponen program pembelajaran yang masih lemah dan perlu ditingkatkan. Bagi siswa informasi hasil evaluasi yang berupa kemajuan hasil belajar siswa juga mempunyai manfaat untuk meningkatkan motivasi belajar.

 

H. Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran

A. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan


1. Evaluasi diagnostik
evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

2. Evaluasi selektif

evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.

3. Evaluasi penempatan

evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.

4. Evaluasi formatif

evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.

5. Evaluasi sumatif

 evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan bekajra siswa.
B. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran :
1. Evaluasi konteks

Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional
tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul
dalam perencanaan

2. Evaluasi input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi
yang digunakan untuk mencapai tujuan.

3. Evaluasi proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.


4. Evaluasi hasil atau produk

Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar
untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan
atau dihentikan.

5. Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni
evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

C. Jenis evalusi berdasarkan lingkup
kegiatan pembelajaran :

1. Evaluasi program pembelajaran
Evaluais yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran,
strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.


2. Evaluasi proses pembelajaran

Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis
besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.

3. Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun
khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.


D. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan
subjek evaluasi

Berdasarkan objek :
1. Evaluasi input

Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.

2. Evaluasi tnsformasi

Evaluasi terhadao unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain
materi, media, metode dan lain-lain.

3. Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.

Berdasarkan subjek :

1. Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah
sebagai evaluator, misalnya guru.

2. Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang
luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.


Suharsimi Arikunto dan Cep Safrudin A.J. (2008). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. (2008). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
http://readwansyah.wordpress.com/evaluasi-pendidikan/
http://auliamakro.wordpress.com/evaluasi-pembelajaran/jenis-jenis-evaluasi-pembelajaran/